gunadarma.ac.id
Cinta Tanah Air
Cinta Tanah Air
Pengertian
Cinta tanah air ialah perasaan cinta terhadap bangsa dan negaranya sendiri.
Usaha membela bangsa dari serangan penjajahan.
Dalam cinta tanah air terdapat nilai-nilai kepahlawanan ialah:
Rela dengan sepenuh hati berkorban untuk bangsa dan Negara.
Sedangkan pahlawan ialah :
Seseorang yang membela bangsa.
Bisa dikatakan bahwa Negara
Kesatuan Republik Indonesia ini dilahirkan oleh generasi yang mempunyai
idealisme cinta tanah air & bangsa, kalau tidak, mungkin saat ini
kita bangsa Indoneia masih dijajah oleh Belanda yang luas negaranya
dibandingkan pulau Bali saja masih luasan pulau Bali. Kita harus sangat
terimakasih kepada para tokoh yang mencentuskan pembentukan organisasi
Boedi Oetomo pada tanggal 20 Mei 1908, para pencetus Sumpah Pemuda pada
tanggal 28 Oktober 1928, dan para tokoh yang memungkinkan terjadinya
proklamasi 17 Agustus 1945. Saya sangat yakin mereka adalah contoh
paling pas untuk dijadikan tokoh-tokoh nasionalis tulen yang cintanya
pada tanah air dan bangsa melebihi cintanya pada diri sendiri yang kita
harus hormati sepanjang masa.
Bagaimana dengan saat ini, masih adakah diantara kita yang mencintai tanah air dan bangsa melebihi cintanya pada diri sendiri? Atau pertanyaan ini pertanyaan yang cukup bodoh untuk diajukan? Siapa yang masih perlu mecintai tanah air dan bangsa Indonesia? Yang penting asal kita bisa hidup cukup sandang, pangan dan papan sudah cukup, kalau ada kelebihan sedikit untuk bisa jalan-jalan ke mall, makan enak di café, atau pergi karaokean kan sudah cukup, untuk apa mikirin cinta tanah air dan bangsa! Bahkan kalau mungkin bisa punya rumah yang megah, mobil mewah, dan menyekolahkan anak keluar negeri, setiap tahun bisa liburan kemana kita mau pergi kan sudah lebih dari cukup! Tapi masih ada juga dari bangsa kita yang bergulat dengan kemiskinan untuk makan saja susah dan tinggal di rumah yang lebih mirip kandang dari pada disebut rumah, dan jumlahnya juga tidak sedikit bisa mencapai 50 juta jiwa bangsa Indonesia, apakah masih ada perlunya mencintai-tanah-air-bangsa?.
Apakah masih relevan kita mencintai tanah air dan bangsa pada zaman globalisasi ini? Bukankah tanah air dan bangsa ini sudah nggak jelas batas-batasnya dengan adanya era globalisasi? Ada internet yang menghubungakan setiap orang untuk bisa berhubungan satu sama lain setiap saat keseluruh dunia. Belum lagi adanya Hand Phone atau kalau diluar negeri lebih dikenal dengan nama Mobile Phone, yang juga kita bisa berhubungan dengan siapapun ke hampir seluruh pelosok dunia. Kalau secara fisik mau bertemu ada yang namanya penerbangan murah yang siap menerbangkan kita kemana saja dengan harga yang murah (bagi yang terjangkau). Kenapa kita mau membatasi hanya tanah air dan bangsa Indonesia-saja.
Walaupun bagaimana, Indonesia ini adalah tanah air dan bangsa kita sendiri yang kita wajib untuk mencintainya dengan segala kekurangannya. Sungguh sayang apabila warisan NKRI yang sudah diwariskan kepada kita dengan banyak pengorbanan darah dan airmata dari para “founding fathers” ini tidak kita cintai untuk dijadikan Negara dan Bangsa yang maju dengan masyarakatnya yang adil, makmur dan sejahtera seperti halnya negara-negara maju lainya seperti USA, Jepang, Singapore, dll Semoga pada suatu saat ada pemimpin setaraf Bung Karno dalam hal membangkitkan kecintaan kita pada tanah air dan bangsa, sehingga seluruh komponen bangsa dengan sungguh-sungguh mau bekerja demi kejayaan Indonesia (bukan dengan sukaria merampok Indonesia, atau membantu para perampok yang hidup mewah di Singapore/Hongkong). Sehingga harapan dari WS Rendra seperti yang dikatakan pada pengukuhannya mendapat gelar Doctor HC, jaman Kalabendu (jaman malapetaka) saat ini segera akan digantikan dengan jaman Kalasuba (jaman sukaria) tidak usah menunggu kedatangan Ratu Adil. (Note: Sekaligus dengan ini saya mengucapkan selamat pada beliau atas gelar Doctor HC – nya
” CINTA DALAM PANDANGAN ISLAM “
Bismilahiirrohmaniirrohiim,
Alhamdulillah segala puji hanya milik Allah Rabb semesta alam. Shalawat
dan salam kepada nabi dan RasulNya Muhammad sallallahu
‘alaiwasalam.Terima kasih kepada para pembaca yg telah meluangkan waktu
dan kesempatan untuk membaca artikel yang saya tulis ini.Sebelumnya saya
mohon maaf jika artikel yang disampaikan kali ini ada yang sudah
pernah membaca/mendapatkannya. Namun saya berharap semoga kita
semuatetap bisa mengambil hikmah dari artikel yang saya ketik. Terutama
untuk diri saya pribadi.Untuk tema materi kali ini saya ingin
menyampaikan tentang “ Cinta DalamPandangan Islam”, diambil dari buku
karangan Abdullah Nasih Ulwan
Arti Cinta
Cinta adalah persaan jiwa,
getaran hati, pancaran naluri. Dan terpautnya hati orang yang mencintai
pada pihak yang dicintainya, dengan semangat yang menggelora dan wajah
yang selalu menampilkan keceriaan.Cinta dalam pengertian spt ini
merupakan persaaan mendasar dalam diri manusia, yang tidak bisa terlepas
dan merupakan sesuatu yg essensial. Dalam banyak hal, cinta muncul
untuk mengontrol keinginan ke arah yang lebih baik dan positif. Hal ini
dpt terjadi jk org yg mencintai menjadikan cintanya sbg sarana utk
meraih hasil yang baik dan mulia guna meraih kehidupan sebagaimana
kehidupan orang – orang pilihan dan suci serta orang – orang yang
bertaqwa dan selalu berbuat baik.
Apakah Islam mengakui cinta?
Karena Islam adalah agama yang
fitrah, maka Islam mengakui tentang hal ini. Hal yang sangat mendasar
dalam diri manusia. Namun Islam membagi beberapa tingkatan tentang
cinta. Dan tingkatan – tingkatan cinta ini akan selalu ada dalam
kehidupan ini sampai saatnya bumi dan seisinya dihancurkan oleh
Allah.Adapun dasar ttg tingkatan cinta dalam Islam, adalah firman Allah
pada QS.9 (At Taubah): 24).
“Jika bapak – bapak, anak –
anak, saudara – saudara, pasangan – pasangan, dan kaum keluarga kalian,
harta kekayaan yg kalian usahakan, perniagaan yg kalian khawatirkan
kerugiannya,dan rumah – rumah tempat tinggal yg kalian sukai, lebih
kalian cintai daripada Allah, Rasul-Nya dan (daripada) jihad di
jalanNYa, maka tunggulah sampaiAllah mendatangkan siksaNya. Allah tidak
memberi petunjuk kepada orang2 yang fasik”
Cinta pada tingkat tertitinggi
adalah cinta kepada Allah, rasulNya danjihad dijalanNya.Cinta tingkat
menengah adalah cinta kepada orang tua, anak, keluarga, pasangan dan
saudara.Adapun cinta yg paling rendah adalah cinta yg lebih mengutamakan
harta,keluarga, daripada cinta kepada Allah, RasulNya dan jihad
dijalanNYa.
Hikmah dari Cinta:
- Ø Cinta adalah proses ujian yang keras dan pahit dalam kehidupan manusia.Apakah cinta itu dalam perjalanannya akan menghantarkannya kepada jalan yg mulia atau menghempaskannya kepada jalan yang hina.
- Ø Jika tidak ada cinta maka di dunia ini tidak akan ada inovasi,pembangunan dan peradaban.
- Ø Keberadaan cinta merupakan faktor dominan dalam melestarikan eksistensi manusia dan interaksinya dengan sesama manusia.
Ketika cinta diarahkan kepada
kebaikan, maka cinta dapat membawa keutuhan,perdamaian, kebaikan pada
kehidupan bermasyarakat.Cinta yang ditumbuhkan oleh faktor keimanan,
maka akan menghasilkan berbagai hal yang mengagumkan. Dapat mengubah
sejarah, menegakkan puncak kejayaan dan kemuliaan dunia. Sebagai contoh
adalah kehidupan generasi muslim pada masa dahulu.Dan masih banyak lagi
hikmah yang lain dari adanya rasa cinta pada diri manusia.
Fenomena yang timbul dari
tingkatan – tingkatan cinta yang ada akan menimbulkan efek yang berbeda
Pada fenomena tingkatan cinta yang tertinggi, maka akan membuat
seseorang dalam hidupnya untuk selalu mendahulukan cinta kepada Allah ,
RasulNya danjihad dijalannya. Dalam kehidupannya sehari – hari tidak ada
orientasi selain kepada Allah. Dia akan selalu merasa yakin bahwa
segala sesuatu yang telah Allah tetapkan adalah yang terbaik bagi
manusia Bahwa Allah lebih mengetahui daripada makhluknya. Kemudian, bagi
seseorang yang sudah merasakan nikmatnya iman, maka dia akan selalu
meneladani kepribadian Rasulluh, mencintai Rasululluh, kemudian dia juga
akan mencintai jihad dijalanNya. Akan berjuang dengan segala apa yang
dia miliki.
Firman Allah pada Qs. 28:68.
“Rabbmu menciptakan apa yang
Dia kehendaki dan memilih (seorang Rasul diantara hambaNYa). Sekali –
kali tidak ada pilihan bagi mereka. Maha suci Allah dan MahaTinggi dari
apa yang mereka persekutukan (denganNya)
Qs. 33: 36
“Tidaklah patut bagi seorg
mukmin baik laki – laki maupun perempuan jika Allah dan RasulNya telah
menetapkan bagi mereka suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan
yang lain dalam urusan mereka…”
Qs.2:140
“Apakah kalian yang lebih mengetahui ataukah Allah?…”
Qs. 2 : 282
“…dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu”
Adapun dampak yang disebabkan
oleh cinta tingkat menengah dalam membentuk karakter individu, keluarga,
dan masyarakat telah amat nyata. Jika tidak Allah ciptakan cinta pada
suami –istri maka tidak akan tercipta keluarga, tidak akan lahir
anak-cucu, tidak akan terjadi proses mengasuh, mendidik dan memelihara
anak.Jika tidak Allah ciptakan cinta pada anak, niscaya dalam jiwanya
tidak akan ada semangat kekeluargaan, tidak akan kokoh ikatan
kekeluragannnya, tidak akan mengasihi saudaranya. Jika tidak Allah
tanamkan rasa cinta pada manusia maka, tidak akan tercipta hubungan
sosial antar bangsa yang dibangun atas prinsip ta’aruf (saling
mengenal). Dengan demikian cinta tingkat menengah ini amat penting untuk
menciptakan kemashalatan pribadi dan keluarga khususnya dan untuk
merealisasikan kemaslahatan antar bangsa dan seluruh ummat manusia pada
umumnya.
Firman Allah tentang hal ini terdapat pada
Qs. 49:10
“Sesungguhnya orang – orang mukmin itu bersaudara…”
Qs. 49 : 13
“ Wahai manusia seseungguhnya
Kami telah menciptakan kalian dari jenis laki – laki dan perempuandan
Kami telah menjadikan kalian berbangsa – bangsa dan bersuku- suku agar
kalian saling mengenal…”
Hadits riwayat Bukhari-muslim
“Barangsiapa beriman kepada
Allah dan hari akhir hendaklah dia berbuat baik kepada tetangganya ..,
hendaklah dia menghormati tamunya”
Dan masih banyak lagi ayat dan hadist yg menceritakan tentang hubungan antar manusia.
Fenomena Cinta tingkat rendah
Cinta jenis ini ada beberapa macam:
1. Mencintai thougut dan sesembahan selain Allah, seperti menyembah manusai, batu dsb.Qs. 2: 165
“Diantara manusia ada orang –
orang yg menyembah tuhan – tuhan selain Allah. Mereka mencintai tuhan
itu sebagaimana mereka ( org2 mukmin yg mukhlis) mencintai Allah. Adapun
orang – orang yg beriman jauh lebih besar cintanya kepada Allah
(dibanding cinta orang – orang kafir terhadap tuhan – tuhan mereka)…”
2.Menjalin tali kasih kepada musuh – musuh Allah.
Qs. 60:1
“Hai orang – orang yg
beriman, janganlah kalian menjadikan musuhKU dan musuh kalian sebagai
teman – teman setia, yang kalian sampaikan kepada mereka (rahasia orang –
orang mukmin) karena kasih sayang (kepada mereka), padahal sebenarnya
mereka telah ingkar terhadap kebenaran (kitab dan Rasul) yg datang
kepada kalian..”
3. Mengumbar syahwat dan berkubang dalam Lumpur kekejian dan kehinaan.
Qs.3:14
“Dijadikanlah indah pada (hati) manusia kecintaan kepada apa – apa yg diingini, yaitu wanita – wanita…”
4. Mencintai ayah,ibu,anak,
istri, suami, keluarga, karir, tanah air melebihi cintanya kepada Allah,
RasulNya dan Jihad dijalannya.
Qs.9:24.
“Jika bapak2, anak -anak,
saudara – saudara , pasangan – pasangan, dan kaum keluarga kalian, harta
kekayaan yang kalian usahakan, perniagaan yg kalian khawatirkan
kerugiannya,dan rumah – rumah tempat tinggal yg kalian sukai, lebih
kalian cintai daripadaAllah, Rasul-Nya dan (daripada) jihad di jalanNYa,
maka tunggulah sampaiAllah mendatangkan siksaNya. Allah tidak memberi
petunjuk kepada orang – orang yang fasik”
Nabi salallahu ‘alaihiwassalam bersabda:
“Tidak sempurna iman seseorg
dari kalian hingga aku lebih dia cintai daripada bapak-ibunya,
anaknyadan seluruh manusia.” (HR. Bukhari danMuslim).
5. Menuhankan hawa nafsunya,
Qs. 45:23
“ Bagaimanakah pendapatmu
tentang orang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya dan Allah
membirakannya sesat berdasarkan ilmuNya?…Dengan demikian bagi seorang
mukmin yg telah diliputi oleh manisnya iman, maka ia tidak akan rela
jika dirinya diliputi oleh cinta pada tingkatan yang rendah yang akan
membunuh karakter manusia dan menghancurkan kemuliaannya.
Bahkan ia akan menjaga
kesetiaannya hanya kepada Allah saja. Dia akan menjaga cintanya untuk
tidak akan memberikannya kepada musuh Islam, Dia akan menjaga
syahwatnya, dan tidak melakukannya dijalan yang bahtil.Dia tidak akan
mencintai kekayaannya, pasangan, anak, orang tuanya, keluarganya,
kedudukannya melebihi cintanya kepada Allah, RasulNya dan jihad
dijalanNya.
Pada akhirnya hanya diri kita
sendiri yg akan menentukan pada tingkatan cinta yang mana kita berada.
Dan hal ini hanya Allah dan diri kita saja yang tahu. Semoga Allah
senantiasa menjaga diri kita agar tidak terjebak pada cinta tingkat
rendah.Ini saja yang bisa saya sampaikan, mohon maaf atas segala
kekhilafan.Kebenaran hanyalah milik Allah SWT.Wallahua’lam.
ISLAM & NASIONALISME
Kondisi umat Islam saat ini
sangat memilukan. Mereka yang jumlahnya 1 milyar lebih terpecah-belah
menjadi lebih dari 50 negara berdasarkan nasionalisme dalam format
negara-bangsa (nation-state). Bahkan mungkin jumlah ini akan bertambah,
seiring dengan upaya dan rekayasa licik Barat pimpinan AS untuk semakin
mencerai-beraikan berbagai negara di dunia dengan gerakan separatisme
dan prinsip “menentukan nasib sendiri� (right of self determinism)
melalui legitimasi PBB yang disetir AS. Kasus lepasnya Timor Timur
adalah contoh yang amat telanjang di hadapan mata kita.
Kondisi ini dengan sendirinya
membuat umat menjadi lemah dan ringkih sehingga mudah untuk dikendalikan
dan dijajah oleh negara-negara kafir imperialis. Prinsip “devide et
impera� (farriq tasud) ternyata belum berakhir. Penjajahan yang dulu
dilakukan secara langsung dengan pendudukan militer, kini telah bersalin
rupa menjadi penjajahan gaya baru yang lebih halus dan canggih. Di
bidang ekonomi, Barat menerapkan pemberian utang luar negeri,
privatisasi, globalisasi, pengembangan pasar modal, dan sebagainya. Di
bidang budaya, Barat mengekspor ide-ide kebebasan melalui film, lagu,
novel, radio, musik, internet,? dan lain-lain. Di bidang politik, Barat
memaksakan ide masyarakat madani (civil society), demokrasi, hak asasi
manusia, pluralisme, dan lain-lainnya. Bentuk-bentuk penjajahan gaya
baru ini dapat berlangsung, karena kondisi umat yang terpecah-belah
tadi.
Nasionalisme, dengan demikian,
dapat ditunjuk sebagai salah satu biang keladi atau biang kerok
perpecahan dan keterpurukan umat yang dahsyat di bawah tindasan
imperialisme Barat gaya baru tersebut. Maka dari itu,? salah besar
kalau umat Islam terus mengagung-agungkan dan mensucikan ide kafir itu,
atau menganggapnya sebagai ide suci yang tidak boleh ditumpas. Padahal,
faktanya, nasionalisme telah menghancurleburkan persatuan umat. Umat
Islam harus segera mengambil sikap tegas terhadap ide rusak ini dengan
menolak dan mengikis habis ide ini dari benak mereka. Jika tidak,
neo-imperialisme Barat akan terus berlangsung dan umat pun akan tetap
terseok-seok menjalani pinggir-pinggir kehidupan secara nista di bawah
telapak kaki para penjajah yang kafir.
Absurditas Nasionalisme
Nasionalisme merupakan suatu ikatan untuk sekelompok manusia berdasarkan kesamaan identitas sebagai sebuah “bangsa�. Pengertian “bangsa� ini, pada praktiknya sangat luas dan kadang malah bersifat imajiner. Kesamaan “bangsa� kadang bisa berarti kesamaan ras, budaya, bahasa, sejarah, dan sebagainya. Dalam wacana ilmu politik mutakhir,? pengertian “bangsa� lebih bersifat imajinatif (Benedict Anderson, 1999). Penduduk pesisir timur Sumatera (yang ber�bangsa� Indonesia) sebenarnya bukan hanya dekat secara fisik dengan penduduk di Semenanjung Malaysia sebelah barat (yang ber�bangsa� Malaysia), yang hanya dipisahkan oleh Selat Malaka. Merekapun satu suku, sehingga mereka bisa saling memahami ucapan dan adat masing-masing. Tetapi, mereka “mengimajinasi� sebagai bangsa yang berbeda, dan saling menganggap sebagai bangsa asing. Sebaliknya penduduk Sumatera, yang sama sekali tidak memiliki kesamaan bahasa ibu dan kesukuan dengan orang Ambon, ternyata telah “mengimajinasi� sebagai satu “bangsa� dengan orang Ambon. Di sinilah letak absurdnya nasionalisme. Yang “sama� bisa menjadi “bangsa� yang berbeda, sementara yang “tidak sama� bisa menjadi satu “bangsa�.
Karena itulah, nasionalisme
sesungguhnya adalah ide absurd, tidak mengandung suatu hakikat
pengertian yang pasti. Nasionalisme adalah ide yang kosong dari
makna-makna yang konkrit. Nasionalisme lebih mengandalkan sentimen atau
emosi yang semu, yang dibangkitkan sewaktu-waktu sesuai dengan hawa
nafsu dan kepentingan sempit penguasa. Nasionalisme tidak bertolak dari
ide yang lahir melalui proses berpikir yang benar dan sadar.
Maka dari itu, nasionalisme bukan
ide yang layak untuk membangkitkan umat manusia. Sebab dalam suatu
kebangkitan, diperlukan suatu pemikiran yang menyeluruh (fikrah
kulliyah) tentang kehidupan, alam semesta, dan manusia, serta pemikiran
tertentu tentang kehidupan untuk memecahkan problem kehidupan
(Taqiyuddin An Nabhani, 1953).
Pemikiran seperti inilah yang
dapat membangkitkan manusia, karena dia memiliki persepsi-persepsi yang
akan menentukan jatidiri mereka (secara konkrit), membentuk
institusi-institusi untuk mengatur kehidupan, menetapkan orientasi dan
arah hidup, menjelaskan pandangan hidup serta jenis peradaban,
masyarakat, dan nilai-nilai dasar kehidupan. Ini semua diperlukan untuk
sebuah kebangkitan, yang faktanya, tidak dimiliki oleh nasionalisme?
(Abdus Sami’ Hamid, 1998).
Nasionalisme : Racun!
Satu hal yang mungkin tidak disadari banyak orang, temasuk umat Islam, adalah kenyataan bahwa nasionalisme sebenarnya adalah ide yang diperalat oleh Barat untuk menjajah dan mendominasi dunia (Abdus Sami’ Hamid, 1998). Negara-negara Kapitalis seperti Amerika Serikat, Inggris, dan Perancis, telah menggariskan langkah politik untuk memperkokoh atau mempertahankan eksistensi dan pengaruhnya dengan cara memecah belah sebuah kekuatan politik dan merekayasa berbagai konflik dan kekacauan di antara kelompok-kelompok masyarakat. Bila kondisi chaos sudah tercipta, nasionalisme akan datang dengan kedok “hak menentukan nasib sendiri�, atau isu “bangsa yang berdaulat dan merdeka�, dan sebagainya. Nasionalisme dijadikan landasan untuk menuntut kemerdekaan sekaligus untuk legitimasi perpecahan dan separatisme. Contoh kontemporer yang sangat gamblang, adalah masalah Timor Timur, yang secara sukses telah diceraikan dari Indonesia oleh Barat dengan tekanan-tekanan dan senjata mematikan : jajak pendapat (baca : nasionalisme).
Contoh lain untuk fakta bahwa
nasionalisme telah dimanfaatkan Barat untuk menjajah dan mendominasi
dunia, adalah tercerai berainya umat Islam menjadi lebih dari 50 negara
berdasarkan nasionalisme. Benih-benih perpecahan umat ini sebenarnya
sudah mulai muncul sejak imperialis Barat menginfiltrasikan racun
nasionalisme ke dalam tubuh umat Islam melalui kegiatan kristenisasi dan
missi/zending? yang sebagian besar berasal dari Amerika, Inggris, dan
Perancis pada pertengahan abad ke-19 di Siria dan Libanon. Sejak
tersebarnya ide-ide nasionalisme itu, kaum misionaris mulai menyulut
sentimen kebencian terhadap negara Khilafah Utsmaniah, yang mereka sebut
sebagai sebagai “negara Turki�. Mereka juga menyebarkan pikiran
bahwa orang Turki telah merampas Khilafah Islam dari orang Turki serta
telah melanggar ketentuan syari’ah (Shabir Ahmed & Abid Karim,
1997, Abdul Qadim Zallum, 1990).
Untuk memperkokoh embrio
nasionalisme itu, Barat merekayasa partai-partai politik di Arab dan
Turki untuk menentang Khilafah, seperti Partai Al Fatah? Turki, partai
Ittihad wa Taraqqi (Partai Persatuan dan Kemajuan, atau dikenal pula
dengan sebutan Turki Muda),? Partai Kemerdekaan Arab, dan Partai
Perjanjian (�Ahd). Pada tahun 1916 meletuslah Revolusi Arab, yang
bertujuan untuk memisahkan negeri-negeri Arab dari Khilafah. Puncaknya
adalah tahun 1916 tatkala? negara Khilafah dapat dikuasai secara
militer. Jenderal Lord Allenby memasuki kota Yerussalem (Al Quds) dan
berkata,�Hari ini Perang Salib telah berakhir.� Sejak detik itulah
negeri-negeri Islam menjadi bagaikan keratan-keratan daging bangkai yang
dimangsa burung-burung nasar, tercerai berai dan terpenggal-penggal
sesuai dengan perjanjian rahasia Sykes-Picot (1915) di antara
negara-negara imperialis untuk membagi-bagi negeri-negeri Islam.?
Contoh-contoh di atas hanya
sekelumit saja dari bahaya nasionalisme untuk umat manusia yang muncul
karena adanya dominasi dan hegemoni Barat yang kafir. Bila kita buka
lebih banyak lembaran-lembaran sejarah dengan cermat, akan semakin
terbukti bahwa nasionalisme hakekatnya adalah racun yang mematikan !
Bukan madu yang manis seperti yang digembar gemborkan secara dusta oleh
negara-negara imperialis Barat dan para penguasa kaum muslimin !?
Nasionalisme Haram
Berdasarkan uraian sebelumnya, dapatlah? dipahami bila Islam telah menentang dan mengharamkan ide nasionalisme itu. Tak masuk akal, alias gila, bila ide yang telah membawa penderitaan dan kesengsaraan umat manusia itu dihalalkan dan diridoi oleh agama Islam yang lurus. Nasionalisme haram karena bertentangan dengan prinsip persatuan umat yang diwajibkan oleh Islam. Persatuan umat adalah wajib, sementara perpecahan umat adalah haram.
Kaum muslimin adalah satu
kesatuan, yang wajib diikat oleh kesamaan aqidah (iman), bukan oleh
kesamaan bangsa. Allah SWT? berfirman :
“Sesungguhnya orang-orang beriman adalah bersaudara.� (Al Hujurat : 13)
Dalam Piagam Madinah (Watsiqoh Al Madinah) disebutkan kewajiban umat untuk menjadi satu kesatuan :
“ Dengan nama Allah yang Maha
Pengasih lagi Maha Penyayang.? Ini adalah kitab (perjanjian) dari
Muhammad Nabi SAW antara orang-orang mu`min dan muslim dari golongan
Quraisy dan Yatsrib…: �Sesungguhnya mereka adalah umat yang satu
(ummah wahidah), yang berbeda dengan orang-orang lain …� (Lihat
Sirah Ibnu Hisyam, juz 2 hal. 119).?
Rasulullah SAW pun telah mengharamkan ikatan ashabiyah, termasuk? nasionalisme :
“Tidak tergolong umatku orang yang menyerukan ashabiyah (fanatisme golongan, seperti nasionalisme). (HR. Abu Dawud)
Di samping itu, Islam mewajibkan
umatnya untuk hidup di bawah satu kepemimpinan (Khilafah Islamiyah).
Haram bagi mereka tercerai berai di bawah pimpinan yang lebih dari satu.
Rasulullah SAW bersabda :
“Jika dibai’at dua orang? Khalifah, maka bunuhlah yang terakhir dari keduanya.� (HR. Muslim).
Dengan demikian, jelaslah kaum
muslimin kini harus sadar dan membuang nasionalisme dan kembali kepada
ajaran Islam yang murni, yakni kembali kepada ikatan (rabithah)
keimanan, bukan ikatan nasionalisme. Selain itu, mereka juga wajib
berusaha untuk mewujudkan satu institusi politik pemersatu umat Islam di
seluruh dunia, yakni Khilafah Islamiyah. [Muhammad Shiddiq Al Jawi].
CINTA TANAH AIR CINTA PRODUK DALAM NEGRI
Jakarta – “Kami Putra Putri Indonesia Mengaku Bertumpah Darah yang Satu, Tanah Air Indonesia”
Demikianlah bunyi sumpah pertama dari ketiga sumpah yang diikrarkan oleh perwakilan pemuda dari seluruh nusantara. Mereka bersumpah setia dan mengakui kesatuan tanah air, bangsa, dan bahasa di tengah keterjajahan negeri ini. Para pemuda tersebut mampu keluar dari batasan-batasan yang membelenggu mereka sehingga mampu melahirkan sumpah yang masih kita kenang sampai hari ini.
Menilik pada sumpah pertama yaitu kesatuan tanah air. Sumpah tersebut
merupakan bukti komitmen para pemuda untuk tidak lagi berjuang
berdasarkan kecintaan terhadap daerah masing-masing. Tetapi, lebih
didasarkan kecintaan terhadap tanah air Indonesia.Demikianlah bunyi sumpah pertama dari ketiga sumpah yang diikrarkan oleh perwakilan pemuda dari seluruh nusantara. Mereka bersumpah setia dan mengakui kesatuan tanah air, bangsa, dan bahasa di tengah keterjajahan negeri ini. Para pemuda tersebut mampu keluar dari batasan-batasan yang membelenggu mereka sehingga mampu melahirkan sumpah yang masih kita kenang sampai hari ini.
Kesatuan tanah air ini sempat dicemooh oleh salah seorang Menteri Urusan Daerah Jajahan, Hendrikus Colijn. Pada rentang tahun 1927-1928, ia pernah mengeluarkan pamflet yang menyebut kesatuan Indonesia sebagai suatu konsep kosong.
Menurutnya, masing-masing pulau dan daerah Indonesia ini adalah etnis yang terpisah-pisah sehingga masa depan negara ini tak mungkin tanpa dibagi dalam wilayah-wilayah. Namun, Kongres Pemuda Kedua pada 28 Oktober 1928 itu mampu membuat persatuan itu tumbuh. Hingga akhirnya 27 tahun kemudian sumpah tersebut mampu mempersatukan Indonesia dalam bingkai kemerdekaan.
Dalam memperingati 81 tahun diikrarkannya sumpah pemuda sudah sepatutnya kita memiliki kecintaan terhadap tanah air. Sebagaimana para pemuda saat itu. Namun, kecintaan tersebut tak lagi harus dalam bentuk perjuangan fisik. Tetapi, kecintaan tersebut harus dapat merasuk ke dalam berbagai aspek kehidupan kita yang lebih luas. Dengan demikian kita dapat menghadapi berbagai tantangan yang dialami negeri ini dengan lebih mantap dan bersinergi.
Salah satu tantangan besar yang dihadapi Indonesia dan negara-negara lain di dunia adalah perdagangan bebas sebagai dampak dari globalisasi. Globalisasi mengakibatkan semakin hilangnya ‘batas-batas’ di antara negara-negara dunia.
Dampak tersebut juga amat terasa di dalam dunia perdagangan. Sebagaimana beberapa negara lain di dunia Indonesia telah terlibat aktif dalam perdagangan bebas dan telah menandatangani berbagai perjanjian yang mengikat negara-negara tersebut untuk menghilangkan berbagai proteksi terhadap produk dalam negeri.
Sebagai negara berkembang tampaknya Indonesia belum sepenuhnya siap dengan berbagai aturan yang mengikat tersebut. Suatu hal yang menjadi kekhawatiran adalah semakin melemahnya produksi dalam negeri karena kalah bersaing dengan berbagai produk impor.
Saat ini konsumen dalam negeri lebih memilih produk asing yang berkualitas dan harganya terjangkau. Ruwetnya, produsen lokal masih malu-malu untuk menggunakan istilah-istilah dalam negeri sebagai merek dagang mereka.
Pertanyaannya adalah apakah kita akan menyerah? Pada saat pemerintah tidak dapat berbuat banyak karena telah terikat dengan berbagai peraturan dalam perdagangan bebas tersebut maka saat ini pemuda harus lebih proaktif mengambil langkah untuk membuat perubahan di masyarakat.
Pertama, pemuda dapat mendorong masyarakat untuk mengubah pola pikirnya. Sudah selayaknya pemuda dapat mendorong masyarakat mengubah anggapan yang menyatakan bahwa menggunakan produk asing dapat meningkatkan status sosial.
Pola pikir yang seharusnya ditanamkan adalah pemakaian produk dalam negeri merupakan bukti nasionalisme. Perubahan pola pikir tersebut tentunya akan berlanjut kepada perubahan perilaku. Sebagai contoh adalah memeriksa terlebih dahulu produk yang akan dibeli. Jika produk tersebut buatan dalam negeri maka harus diprioritaskan.
Kedua, gerakan ini harus ditularkan kepada setiap orang di sekitar kita. Apabila gerakan ini terus dilakukan maka bentuk kampanye kecintaan terhadap produk dalam negeri akan menjadi lebih efektif dan berdampak nyata.
Dengan memakai produk dalam negeri banyak manfaat yang dapat diambil seperti mengurangi pengangguran, meningkatkan kesejahteraan buruh, dan menjadi modal bagi pembangunan. Saat hal tersebut telah menjadi gerakan nasional maka kita akan jauh lebih siap dalam menghadapi perdagangan bebas.
Setelah sumpah setia itu diikrarkan 80 tahun lalu kini saatnya untuk melihat kembali kecintaan kita terhadap tanah air ini. Bukti kecintaan itu sudah selayaknya kita buktikan dengan perbuatan nyata. Seperti memakai produk dalam negeri. ‘Cinta Tanah Air Cinta Produk dalam Negeri’.
PERSAUDARAAN CINTA TANAH AIR INDONESIA
Penganut agama Islam, Kristen, Katholik,
Hindu, Buddha dan Konghuchu di Indonesia sepakat untuk mendirikan
organisasi Persaudaraan Cinta Tanah Air Indonesia yang Dijiwai
Manunggalnya Keimanan dan Kemanusiaan. Organisasi yang berdirinya
diprakarsai oleh Kyai Muchammad Muchtar bin Alhaj Abdul Mu’thi ini
direncanakan akan dideklarasikan pada tanggal 18 – 21 Maret 2010 di
Trowulan Mojokerto dengan mengambil tema “Bersatu Membangun Indonesia”.
Apa latar belakang berdirinya organisasi Persaudaraan Cinta Tanah Air
Indonesia yang Dijiwai Manunggalnya Keimanan dan Kemanusiaan ini ?Latar belakang berdirinya organisasi ini antara lain :
- Bangsa Indonesia mempunyai kapal namanya ”NKRI” yang memuat lebih dari 230 juta penumpang, namun penumpangnya banyak yang tidak rukun, bermusuhan terus menerus, dan ada yang berusaha membocori kapal yang dapat berakibat tenggelamnya kapal dan seluruh penumpangnya.
- Bila semua pemeluk agama Islam, Kristen, Katholik, Hindu, Buddha dan Konghuchu di Indonesia itu semuanya rukun, maka Ibu Pertiwi akan sangat gembira dan bangga. Tetapi bila mereka bertengkar terus menyebabkan Ibu Pertiwi sedih dan kecewa.
- Negeri Indonesia ini telah diacak-acak, baik yang berasal dari dalam negeri maupun luar negeri.
- Pada jaman Nabi SAW, delegasi umat Islam sebanyak kurang lebih 78 orang yang hijrah ke negeri Ethiopia mendapat perlindungan dari Raja yang beragama Nasrani. Ini membuktikan umat Nasrani pernah terlibat secara langsung atas perkembangan agama Islam.
- Di Indonesia pada awalnya agama Islam berkembang atas kebaikan Raja Majapahit yang beragama Hindu. Seperti Sunan Ampel ini oleh Raja Majapahit Brawijaya diberi sebidang tanah di Ampel Surabaya untuk mendirikan pesantren sebagai tempat penyebaran agama Islam. Persaudaraan Cinta Tanah Air Indonesia Yang Dijiwai Manunggalnya Keimanan dan Kemanusiaan merupakan wadah atau organisasi yang mempunyai Visi, Misi, Tujuan, Strategi dan Program Kerja, demi terwujudnya masyarakat masa depan yang cinta tanah air sebagai bagian dari iman melalui forum komunikasi dan kerjasama yang dapat menumbuhkan kesadaran cinta tanah air yang dibangun dari berbagai latar belakang budaya, sosial, ekonomi, geografi, agama dan suku serta nilai-nilai luhur yang berlaku didalam kebhinnekaan masyarakat bangsa Indonesia.
(1) Mewujudkan kesadaran, kebersamaan,
dan persatuan-kesatuan bangsa Indonesia, (2) Menjadikan manusia
Indonesia yang bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa dengan adanya NKRI
(Negara Kesatuan Republik Indonesia), (3) Mempunyai rasa wajib membela
terhadap Tanah Air Indonesia demi terpeliharanya kelangsungan hidup
bangsa dan negara, (4) Mempunyai rasa wajib melestarikan nilai-nilai
luhur terhadap keragaman budaya bangsa sebagai rahmat dari Tuhan Yang
Maha Kuasa.
Persaudaraan Cinta Tanah Air Indonesia Yang Dijiwai Manunggalnya
Keimanan dan Kemanusiaan berkedudukan di Trowulan Mojokerto Jawa Timur
Indonesia.Semoga berdirinya Organisasi Persaudaraan Cinta Tanah Air Indonesia yang Dijiwai Manunggalnya Keimanan dan Kemanusiaan ini mendapat respon yang positif dari seluruh lapisan masyarakat Indonesia.
sumber : http://rachmadmicogayo.wordpress.com/2010/02/17/cinta-tanah-air/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar